LONDON (AFP) – Badan intelijen telah mengidentifikasi pemimpin baru kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sebagai Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi, surat kabar Inggris The Guardian melaporkan pada hari Senin (20 Januari).

Surat kabar itu, mengutip pejabat dari dua dinas mata-mata yang tidak disebutkan namanya, menggambarkannya sebagai salah satu anggota pendiri kelompok teroris dan mengatakan dia telah memimpin perbudakan minoritas Yazidi di Irak. Dikatakan dia juga mengawasi operasi di seluruh dunia.

Organisasi itu telah menunjuk Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai kepala barunya hanya beberapa hari setelah pemimpin sebelumnya, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas dalam serangan oleh pasukan khusus AS pada bulan Oktober.

Tetapi beberapa analis menyarankan kelompok itu terkejut dengan pembunuhan Baghdadi dan bahwa identitas sebenarnya dari pemimpin barunya tetap tidak pasti.

The Guardian mengatakan Salbi dipilih dalam beberapa jam setelah kematian dan bahwa Quraishi adalah nom de guerre yang tidak diakui oleh para pemimpin senior atau badan intelijen lainnya.

Surat kabar itu menggambarkannya sebagai “seorang veteran yang keras dalam nada yang sama dengan Baghdadi, tidak bergeming dalam kesetiaannya kepada kelompok ekstremis”. Dikatakan ia dilahirkan dalam keluarga Turkmenistan Irak di kota Tal Afar, dan merupakan salah satu dari sedikit orang non-Arab di antara kepemimpinan kelompok itu.

Memegang gelar dalam hukum Syariah dari Universitas Mosul, ia naik pangkat sebagian berkat latar belakangnya sebagai seorang sarjana Islam, surat kabar itu menambahkan. Salbi memberikan keputusan agama yang mendasari upaya genosida Yazidi oleh ISIS, katanya.

Pada tahun 2004 ia ditahan oleh pasukan AS di penjara Camp Bucca di Irak selatan di mana ia bertemu Baghdadi, menurut laporan The Guardian.