Paris (AFP) – Dunia menggunakan lebih dari 100 miliar ton sumber daya alam per tahun untuk pertama kalinya sementara daur ulang bahan baku global telah turun, menurut sebuah laporan yang dirilis Selasa (21 Januari).

Pangsa mineral, bahan bakar fosil, logam, dan biomassa yang masuk ke dalam ekonomi global yang digunakan kembali menurun dalam dua tahun dari 9,1 persen yang sudah remeh menjadi 8,6 hari ini, demikian temuan Circularity Gap Report 2020.

“Tidak ada negara yang memenuhi kebutuhan dasar warganya sementara juga beroperasi dalam batas-batas fisik planet kita,” kata Marc de Wit, seorang direktur di Circle Economy nirlaba dan penulis utama laporan tersebut.

Sumber daya yang mendorong ekonomi dunia meningkat lebih dari delapan persen hanya dalam dua tahun dari 93 miliar ton pada 2015 menjadi 100,6 miliar pada 2017, tahun terakhir di mana data tersedia.

Sejak 1970, populasi manusia telah berlipat ganda, ekonomi global telah tumbuh empat kali lipat, dan perdagangan telah berkembang sepuluh kali lipat, lintasan yang – tanpa adanya daur ulang yang meluas – tanpa henti mendorong permintaan energi dan sumber daya.

Penggunaan bahan secara global diproyeksikan membengkak menjadi 170-184 miliar ton pada pertengahan abad, kata laporan itu.

Untuk meningkatkan standar hidup – terutama di negara-negara berpenghasilan rendah – sementara juga melindungi ekosistem yang menyediakan air jernih, udara dan tanah, dunia harus sangat meningkatkan pangsa sumber daya alam daur ulang, kata para penulis.

Negara-negara kaya, para penulis mencatat, mengkonsumsi 10 kali lebih banyak sumber daya per orang daripada di negara berkembang, dan menghasilkan lebih banyak limbah.

Negara-negara kaya harus “bertanggung jawab atas dampak impor dan ekspor mereka,” kata laporan itu, mencatat bahwa banyak dari apa yang mereka konsumsi berasal dari negara-negara kurang berkembang, sementara banyak limbah mereka diekspor.