Presiden Donald Trump telah mempromosikan seorang pembantu Gedung Putih yang dipanggil dalam penyelidikan pemakzulan DPR tetapi menolak untuk bersaksi.

Ajudan itu, Robert Blair, telah ditunjuk sebagai perwakilan khusus untuk kebijakan telekomunikasi internasional, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin malam (23 Desember).

Blair, menurut pernyataan itu, akan “mengoordinasikan upaya antarlembaga dan berfungsi sebagai penghubung dengan pemangku kepentingan industri, non-pemerintah, dan internasional untuk mempromosikan pengembangan, penyebaran, dan pengoperasian infrastruktur telekomunikasi generasi berikutnya” dan mendukung kebijakan pemerintah mengenai teknologi 5G. Dia akan melapor kepada Larry Kudlow, penasihat ekonomi Gedung Putih.

Dia akan melanjutkan kapasitasnya sebagai asisten presiden dan penasihat senior untuk Penjabat Kepala Staf Mick Mulvaney, Gedung Putih menambahkan.

Blair termasuk di antara pejabat administrasi yang dipanggil oleh komite pemakzulan DPR pada musim gugur, tetapi tidak muncul di bawah arahan dari Gedung Putih, yang mengutip saran dari Departemen Kehakiman AS.

Penyelidik ingin berbicara dengannya tentang keputusan pemerintahan Trump untuk menunda bantuan keamanan untuk Ukraina.

Menurut laporan DPR tentang penyelidikan Ukraina, Blair mengirim e-mail “pada atau sekitar 12 Juli” kepada Michael Duffey, seorang pejabat di Kantor Manajemen dan Anggaran, menjelaskan bahwa “presiden mengarahkan penangguhan dukungan militer untuk Ukraina”.

Laporan itu juga mengatakan bahwa Blair termasuk di antara para pejabat yang mendengarkan panggilan telepon 25 Juli antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer telah meminta agar Blair dan Mulvaney bersama dengan Duffey dan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, bersaksi di persidangan pemakzulan di Senat.

Sejauh ini, permintaan Schumer untuk para saksi telah ditolak oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell.