“Jelas masih ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh otoritas sepakbola dalam menangani masalah ini dan kami berkomitmen untuk bekerja dengan mereka dalam hal ini untuk membasminya.”

Tetapi dengan PFA menyerukan penyelidikan, juru bicara itu mengatakan pemerintah akan “memantau bagaimana otoritas sepakbola mengimplementasikan rencana mereka sepanjang musim”.

Juru bicara itu, bagaimanapun, menambahkan: “Kami akan terus bekerja dengan pihak berwenang dalam hal ini, termasuk Asosiasi Pesepakbola Profesional dan kami tidak mengesampingkan mengambil langkah lebih lanjut jika diperlukan.”

Dua minggu lalu seorang pria diidentifikasi dan ditangkap karena dugaan gerakan rasis yang tertangkap di kamera TV selama derby Manchester antara City dan United, sementara Serie A Italia meminta maaf pekan lalu setelah kampanye anti-rasisme yang menampilkan poster dengan gambar monyet secara luas dikutuk.

Kepala UEFA Aleksander Ceferin bersikeras awal bulan ini bahwa badan sepak bola Eropa sedang bekerja untuk mengatasi masalah yang meningkat setelah beberapa insiden di seluruh benua termasuk melemparkan pelecehan rasial pada pemain Inggris selama pertandingan di Bulgaria.

Johnson mengkritik

Namun dia menuduh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memicu masalah tersebut.

“Ketika seorang politisi yang memanggil wanita dengan burqa, kotak pos atau kotak surat, kemudian mengatakan secara terbuka bahwa dia mengutuk Anda UEFA (karena tidak menangani rasisme) – apakah Anda membalasnya? Apakah Anda percaya itu jujur? Ayo,” kata Ceferin.

Mantan bek Manchester United dan Inggris Gary Neville juga mengecam politisi top Inggris.

“Kami baru saja mengadakan pemilihan umum di negara ini dengan kedua partai utama dan para pemimpin kedua partai utama dituduh terus-menerus memicu rasisme dan menerima rasisme di partai mereka,” katanya kepada Sky Sports pada hari Minggu.

“Mungkin kita harus memberdayakan para pemain untuk berjalan keluar lapangan dan menghentikan hiburan saat itu terjadi,” tambahnya.